Terancam Gagal Panen Sekitar 500 Hektar Sawah Akibat Bendung Jebol di Mowewe, Ketua Komisi II Meminta Pemda Ambil Langka Cepat
KOLTIM, Prima Nusantara – Ada sekitar 500 Hektar sawah masyarakat terancam gagal panen akibat bendungan dan jembatan di kecamatan Mowewe mengalami jebol akbiat tingginya intensitas hujan yang turun beberapa hari yang lalu.
Ketua komisi II dari Fraksi Gerinda Suprianto, ST., MT mengatakan bahwa bendungan yang berada di kecamatan mowewe telah mengalami jebol yang dapat mengancam padi masyarakat akan gagal panen maka dari itu pihaknya mengajak Pemerintah Daerah dalam hal ini Wakil Bupati serta Kadis Pertanian, kadis BPBD dan Kadis PU koltim untuk meninjau langsung bendung bronjong darurat yang jebol akibat banjir dan mengambil langkah cepat dalam perbaikan.

“Kemarin telah kami melakukan peninjauan langsung bersama pemerintah daerah dalam hal ini Wakil Bupati serta Kepala Dinas Pertanian dan Kepala Dinas BPBD, Kepala Dinas PUPR saya mengajak kelapangan langsung untuk segera menginjak lanjuti atau mengambil langkah – langkah cepat untuk menopang para petani yang sampai kemarin itu umur padi mereka masih berumur satu sampai dua bulan yang telah kehilangan atau kekurangan air akibat jebolnya bendung itu,” Harapnya.
Maka pihaknya meminta kepada pemerintah mengatensi secepatnya karena petani hanya memiliki waktu tiga minggu setelah tiga minggu maka padi yang masih beumumr muda tersebut akan mengalami kegagalan panen.

“Saya juga menyampaikan agar pemerintah Daerah secepatnya menyurat kebalai Kewilayah sungai IV Sulawesi Tenggara karena mereka juga sudah mendengarkan informasi ini dari Saya dan mereka mengatensi untuk siap membantu beronjong gratis sesuai kebutuhan pemda dalam rangka untuk memperbaiki sementara dalam jangka pendek bendung tersebut dan juga membantu alat eksapator,”Jelasnya.
Kata dia, bendungan darurat yang berfungsi mengairi lahan persawahan warga seluas kurang lebih 500 hektar, dimana bronjong dibuat pada tahun 2020 sejak jebolnya bendungan utama, karena anggaran ABPD Koltim yang kurang sehingga, Bendung itu hingga sekarang belum bisa dibangun karena membutuhkan biaya yang sangat besar sampai 50 miliar lebih bahkan bisa sampai 100 miliar untuk kembali membangun, untuk APBD Koltim Belum mampu.

“Terkecuali dibantu oleh APBN dan alhamdulillah bahwa hari ini telah keluar Inpres irigasi daerah dimana Inpres yang dintanda tangani Presiden Prabowo tahun 2025 ini memungkinkan untuk kita mengajukan bantuan APBN yang memiliki lahan dibawah 3000 hektar untuk dibantu,” Ujarnya.

jadi dengan Jebolnya bendungan ini menjadi momentum buat Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur Untuk segera melakukan desain enginering kemudian mengajukan ke Pemerintah Pusat agar mendapatkan bantuan melalui Inpres tersebut.

Supriadi juga menyampaikan terkait dengan jembatan yang putus akibat banjir tersebut yang menghubungkan dua desa juga pihaknya bersama pemda sudah melakukan peninjauan agar dapat mengambil langkah – langkah strategis agar jembatan tersebut dapat kembali tersambung.
“Karena jembatan itu sangat penting buat petani sebagai akses produksi padi mereka untuk membawahi keluar ke tempat penampungan dipinggir jalan untuk di beli oleh bulog atau pembeli swasta lainya,”Ungkapnya. (Pn)