Berita TerkiniKolaka Utara

Bupati Kolut Apresiasi Pembuatan Sumur Bor, Bagi Suku Bajo di Desa Lawata

LASUSUA, PN –  Bupati Kolaka Utara, H, Nur Rahman Umar meresmikan pembuatan sumur bor di Desa Lawata Kecamatan Pakue Utara yang dibangun oleh Reformer Implementasi Proyek Perubahan yang diberi judul Bangkitlah Komunitas Adat Terpencil Suku Bajo Kolaka Utara (Bakat Bajoku).

Selain Bupati Kolut, Hadir dalam Kegiatan tersebut, Kadis Balitbangda, Dr. Masmur  Kadis Perikanan Kolut Zakaria Bakrie, Kadis Kominfo Rahman, Camat Pakue Utara, pemerintah desa dan tokoh masyarakat setempat.

Bupati Kolut, H, Nur Rahman Umar mengatakan dirinya mengapresiasi adanya peserta dari Pusat Pelatihan dan Pengembangan (Puslatbang) Kajian Manajemen Pemerintah (KMP) LAN Makassar Sulawesi Selatan (Sulsel) yang secara khusus melakukan kegiatan di kolut yang dipusatkan di Desa Lawata ini, Sehingga kegiatan tersebut dalam hal kebutuhan air bersih bagi masyarakat suku bajo.

“Ini kegiatan yang sangat positif dan wajib pemerintah mendukung, karena kita tahu air bersih itu adalah  kebutuhan paling mutlak bagi manusia ,” kata Nur Rahman baru – baru ini.

Bupati menjelaskan, berdasarkan dari  pemaparan yang disampaikan oleh Reformer, ada empat proyek perubahan diantaranya pendidikan sanggar seni, pembentukan literasi baca, pembuatan pompa air bersih dan pembuatan rumpon untuk media tangkap ikan bagi warga desa Lawata yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.

“Selain air bersih, alat tangkap ikan juga menjadi kebutuhan mutlak, disini  harus selaras antara pembinaan dan perhatian dimana, nantinya kedepan tidak ada  lagi masyarakat menangkap ikan yang menyalahi aturan seperti mengunakan bom atau racun,untuk menangkap ikan,” ujar bupati.

Karena itu Nur Rahman  berharap dengan adanya fasilitas dan sarana prasarana tersebut masyarakat tetap menjaga dan melakukan pemeliharaan agar bisa digunakan lebih lama.

“Selaku pemerintah, saya berharap kepada warga agar kiranya  wajib menjaga fasilitas yang sudah ada, begitupun juga tetap memelihara kelangsungan ekosistem laut,” harapnya.

Sementara, Reformer Diklatpim III,  Dr. Masmur Lakahena mengungkapkan bahwa,  proyek perubahan yang dilakukan terhadap suku Bajo tersebut, dimana suku bajo sering ada menset bahwa suku Bajo selalu merasa terkucilkan dan terisolir.

“Dari pengamatan, saya merasa tertarik, dan menyusun solusi kemudian mengembangkan gagasan perubahan sesuai dengan hasil identifikasi kondisi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat suku bajo yang mayoritas nelayan,” pungkasnya.

(Br)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *